Samirun online lagi. Baru siang tadi kawan saya di kampung itu menegur lagi. Sudah lama saya tidak pernah ketemu atau bertukar sapa dengannya. Kangen rasanya merasakan nasehat-nasehat tentang cinta yang kadang njelehi, lucu tapi ada benarnya.

Baru beberapa menit online, Samirun langsung nge-BUZZ saya. YM saya bergetar, disertai bunyi ding yang keras. Sebelah saya sampai kaget!!

“Sampeyan gak pernah nongol. Kemana saja bro?,” kata Samirun membuka percakapan.

“YM kantor di banned sama orang IT. Jadi kalu YM an di press room,” balasku.

“Kabar baek kan? Sudah dapat calon baru belum,”

“Gundulmu kuwi Run, aku kan butuh nasehatmu, hehehe”

“hehehehe.. Aku baru dapet kondom dari Julia Perez niy. Mau liat?,”

“Hah? Sejak kapan kau punya link ketemu Julia?,”

“Nggak, kemaren iseng beli kaset dangdut Julia, dapet kondomnya,”

“Lho sejak kapan Julia make kondom?”

Samirun ini memang penggila dangdut. Dirumahnya, kaset-kaset dangdut menumpuk, mulai dari bang Rhoma sampai Maria Eva. Inul daratista ampe Denada. Dan sekarang album baru Julia Perez tak luput dia koleksi. Itu baru kaset. Belum VCD bajakan dangdut koplo kegemaran Samirun. Menumpuk sampai kadang tak tau mana isi mana sampulnya.

Dan kalau sudah mendengar dangdut, bisa geleng-geleng dia seperti menikmati pil koplo dalam ruang bergemeretak musik techno. Belum goyangnya, kakinya, tangannya, batinnya bergetar-getar, semuanya seperti candu yang menggerayangi jiwanya.

“Mantab, man,” kata Samirun, saat saya mempergokinya bergoyang di depan panggung dangdut, sebelah desa. Pas bilang mantab begitu, Samirun biasanya sambil mengacungkan kedua jempolnya.

Kembali soal kondom. Kondom pemberian Julia itu, kini ia simpan di dompet kulitnya. Terkadang ia keluarkan, hanya untuk menimangnya. Dalam bayangan Samirun, tatkala kondom itu ia pakai, ia akan membayangkan pasangannya itu Julia. Julia jadi bahan imajinasi Samirun. Pemuda desa yang lugu.

Diancuk!! Asu!! Kok bisa-bisanya.

Samirun hanya ketawa ngakak (dalam penampakan computer saya, Samirun memberi icon ketawa guling-guling). Julia Perez memang memberikan “kado” istimewa dalam album dangdut perdanannya. Sebagai model iklan kondom, Julia menyelipkan benda dari latek itu kepada penggemarnya. 15ribu album plus bonusnya langsung ludes dalam beberapa hari.

Entah pencinta dangdut Indonesia suka dengan suara Julia atau bonus yang tertanam didalamnya. Kalo penyuka dangdut orangnya macam Samirun sih tak apa-apa atau bila perlu tak hanya kondom. Kata kawan saya, sewaktu-waktu dia ingin kejutan di album-album selanjutnya di kasih BH Julia atau Vibrator-nya sekalian. Agar daya rangsang semakin terjaga. Kawan saya satu itu memang edyan.

Lha sayangnya, penyuka dangdut kan beragam. Dikampung saya, nggak hanya kalangan remaja. Ibu-ibu, bapak, anak-anak, bahkan sampai pemuka agama terkadang juga gemar dangdut. Apalagi kalau yang nyanyi bang Rhoma. Lha kalau kemudian mereka-mereka di kampung itu menemukan benda pemberian Julia itu?

Betapa akan terkejutnya orang desa saya. Jangankan di desa, di Jakarta saja, orang-orang langsung ternganga begitu membuka kaset dan CD Julia ada bonusnya macam itu. Menteri Pemberdayaan Perempuan Meutia Hatta bahkan sempat geleng-geleng kepala, saat hari Kartini mendapat “kado” launching Album Julia.

Alasan Julia sih sebagai bentuk kampanye penyebaran HIV AIDS. Duh, betapa mulianya!!.

Julia memang sexy. Semua orang tau dia sering kali memakai pakaian yang menggoda. Dengan belahan dada yang terkadang sedikit terbuka. Membuat pria macam Samirun itu tergoda lalu bermimpi bertemu sang idola. dan Kamasutra plus bonusnya memang ingin membuat orang-orang terngangga. Bukan begitu maksudnya, Julia?